KEBIJAKAN IMPOR DAGING SAPI DAN KETAHANAN PANGAN


LATAR BELAKANG
Jumlah sapi di Indonesia sekarang ini sangat sedikit dibanding jumlah penduduknya. Berbeda dengan Australia jumlah sapinya jauh lebih banyak dibanding jumlah penduduknya. Jumlah sapi semakin berkurang tetapi kebutuhan daging ternyata semakin meningkat. Sungguh ironis, meningkatnya kebutuhan daging berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia ikut andil dalam carut marutnya ketersediaan daging sapi.
Problem diatas mengakibatkan “DEMAND” dan “SUPLAY” tidak sebanding. Akibatnya harga daging sering mengalami kenaikan karena tingginya permintaan. Problem diatas memberikan gambaran peluang usaha penggemukan sapi potong di Indonesia sangat prospek. Semoga saja dalam waktu beberapa tahun ke depan kekurangan jumlah sapi ini bisa diatasi.Belum lama ini pemerintah melalui Departemen Pertanian berencana akan membuka impor daging sapi dari negara Brasil dan Uruguay.Upaya ini mendapat tanggapan beragam dari berbagai kalangan.
ALASAN
Mengingat Brasil dan Uruguay menurut OIE (Office Internationale des epizootica) atau badan kesehatan hewan dunia merupakan negara yang belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sedangkan Indonesia sejak tahun 1990 telah dinyatakan bebas PMK tanpa vaksinasi oleh OIE. Status bebas ini harus tetap dipertahankan dan diupayakan dengan menerapkan sistem kewaspadaan dini secara konsisten dan di siplin.
PMK dengan nama lain Foot and Mouth Disease (FMD) atau Aphthae Epizooticae (AE) merupakan penyakit yang sangat kontagius yang disebabkan oleh virus yang tergolong ke dalam genus Aphthovirus dari Famili Picornaviridae. Virus ini berbentuk ikosahedral, tidak berenvelop, berdiameter 27 nm, genomnya RNA berserat tunggal (single stranded RNA).
Virus PMK sangat tahan dan dapat bertahan hidup dengan baik pada bahan organik seperti darah, feses, dan kondisi kelembaban tinggi, serta rendahnya sinar matahari serta mampu menyebabkan sakit pada hewan dengan tingkat kesakitannya (morbiditas) mencapai 100%. Pada umumnya penyakit ini menyerang hewan berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, gajah, jerapah, dan rusa.

TUJUAN
Kebijakan impor dilakukan dalam rangka mendukung kekurangan produksi dalam negeri. Sampai saat ini Indonesia masih kekurangan pasokan daging sapi hingga 35% atau 135,1 ribu ton dari kebutuhan 385 ribu ton. Defisit populasi sapi diperkirakan 10,7% dari populasi ideal atau sekitar 1,18 juta ekor.
Kekurangan pasokan ini disebabkan sistem pembibitan sapi potong nasional masih parsial sehingga tidak menjamin kesinambungan. Padahal, titik kritis dalam pengembangan sapi potong adalah pembibitan.
Maksut tujuan import ini adalah upaya penelitian ini adalah upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan konsumen daging sapi. Pemerintah mengupayakan memenuhi kekurangan local dengan cara mengimpor daging sapi dari luar negeri. Tujuan pemerintah mengimport daging sapi ini sebenarnya cukup realistis untuk memenuhi pasokan daging dalam negeri , import merupakan jalan keluar yang cukup logis dalam mengatasi permasalahan ini. Namun dalam mengimport daging harus seteliti mungin.



MANFAAT
Dengan adanya kejadian seperti ini banyak sekali manfaatnya bagi kita yang harus kita gunakan sebagi bekal untuk kedepannya, diantaranya:
1.    Tidak dapat dipungkiri lagi kita butuh akan daging sapi sehat, halal, harga murah/ terjangkau dan kecukupan ketersediaannya.
2.    Kita perlu pengadaan sapi produksi, sapi bakalan, dan daging sapi yang terorganisasi baik, dan memberikan kemaslahatan umum, rasional, objektif dan berkesinambungan.
3.    Kita sadar bahwa selama ini sudahkah kita memperlakukan hewan ternak dengan baik? (Pakan, Vaksin, Vitamin,kebersihan lingkungan sekitar peternakan serta kebutuhan lainnya).
4.    Berusaha memperlakukan Hewan dengan baik pada saat akandipotong.
Saya yakin apabila bangsa ini bisa lebih disiplin dan serius untuk ketahanan pangan dipastikan Indonesia bisa jadi negara yang mandiri. Maka marilah kita gotong permasalahan ini bersama dengan tidak menyalahkan negara lain atau siapapun yang dianggap merugikan, tapi perbaiki sistem yang ada dan benahi kesalahan yg terjadi. Janganlah kita terlena dengan cerita Indonesia negara kaya tapi kita yang ada di dalamnya tidak mengolah secara bijaksana.

ISI GAGASAN/SOLUSI
Pembangunan peternakan sebagai bagian dari pembangunan sistem agribisnis nasional (sisagrinas) menjadi bagian penting dalam mewujudkan ketahananan dan swasembada pangan khususnya kebutuhan akan protein hewani seperti daging, susu dan telur.Selain itu, peran pembangunan peternakan nasional juga sangat signifikan sebagai sektor riil yang mampu menyerap tenaga kerja. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) sektor peternakan diharapkan dapat menekan angka.
Melihat permasalahan tersebut pembangunan peternakan nasional harus secara konsisten dan berkesinambungan diarahkan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan akan daging. Upaya pemerintah melalui Departemen Pertanian dengan menerapkan kebijakan Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS) tahun 2010 harus didukung semua pihak dan segera diwujudkan tanpa mengedepankan semangat impor. Apalagi impor tersebut dilakukan dari negara yang belum bebas penyakit tertentu.
Dampak Importasi Daging Sapi dari Negara Belum Bebas PMK Kebijakan importasi daging sapi dari negara yang belum bebas penyakit, terutama PMK akan berdampak cukup besar terhadap pembangunan peternakan nasional. Baik dampak secara langsung maupun tidak langsung.
Secara ekonomi dampak nyata impor daging ke Indonesia dapat menghancurkan perekonomian peternak. Bahkan dalam jangka panjang yang terjadi adalah timbulnya pengangguran dan tingkat kemiskinan baru, serta berkurangnya penerimaan pemerintah dari pajak yang seyogianya dapat dibayarkan oleh usaha dan industri peternakan.
Hal ini harus dihindarkan karena pengangguran dan kemiskinan yang selama ini masih menjadi constraints penting dalam membangun bangsa yang tangguh dan berdaya saing, dan kehilangan potensi penerimaan pajak akan lebih memberatkan pelaksanaan program-program pembangunan.Selain itu, Impor komoditas peternakan sapi potong tentu saja menguras devisa negara.
Kecenderungan peningkatan impor daging dan sapi bakalan maupun sapi potong seharusnya tidak hanya semata-mata karena senjang permintaan dan penawaran. Tetapi, disebabkan juga karena adanya kemudahan dalam pengadaan produk impor (volume, kredit, transportasi) serta harga produk yang relatif murah. Kondisi ini telah menyebabkan peternak lokal tidak mampu bersaing, atau kurang bergairah karena harga daging relatif murah.
Dalam jangka panjang masuknya impor daging tersebut akan merusak usaha dan industri peternakan nasional. Usaha dan industri peternakan dalam negeri tidak mampu berproduksi. Hal ini juga dapat menyebabkan ketergantungan terhadap produk impor akan semakin besar. Akibatnya, ketahanan pangan nasional terganggu. Padahal, ketahanan pangan merupakan kunci penting dalam membangun sebuah bangsa.

KESIMPULAN
Berdasarkan definisi tersebut, dampak kebijakan importasi daging dari negara belum bebas PMK terhadap sektor kesmavet perlu diperhatikan. Apalagi PMK merupakan penyakit yang dapat juga menyerang pada manusia.
Dengan demikian, jika pemerintah tetap akan melaksanakan importasi daging sapi dari negara belum bebas PMK tersebut, maka kehancuran sub sektor peternakan merupakan sebuah keniscayaan. Akibatnya, ‘kehancuran’ ketahanan pangan nasional pun tinggal menunggu waktu. Ibarat pepatah, “tikus mati di lumbung padi”. Sungguh ironis!
Maka itu kita sebagai generasi muda harus bisa lebih disiplin dan serius untuk ketahanan pangan dipastikan Indonesia bisa jadi negara yang mandiri. Mari bangkit bangsa ini dan buatlah konsep swasembada pangan secara bertahap (meskipun tidak mudah utk dilaksanakan), yang terpenting adalah kemauan untuk berusaha, berubah & amanah dalam membangun bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2010.Permasalahan Import Daging  Indonesia. http://www.scribd.com diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pukul 13.24 WIB
Anonymous.2012.Monopoli Daging Import. http://ekbis.rmol.co diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pukul 13.33
Anonymous.2012.Pemerintah Siap Tekan Import Daging Sapi. http://bali-bisnis.com  diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pukul 13.35
setiawan yunus. 2007. Tujuan import daging sapi. http://www.google.co.id diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pukul 14.02 WIB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar